Keinginan untuk kurus sepertinya menggelapkan mata ibu dan anak ini.
Cara apapun untuk kurus dilakukan, termasuk melakukan operasi lambung atau gastric bypass.
Sayang, operasi itu justru menimbulkan bencana.Sayangnya, operasi ini justru menimbulkan bencana. Seperti diungkapkan oleh Elizabeth Waliczek, dikutip dari The Sun, Kamis (13/6/2013) operasi lambung telah menyebabkan kematian ibunya.
Awalnya Elizabeth (33) dan ibunya (53) Julia Gibbs saat itu melakukan penimbangan berat badan dan mendapati bobotnya sama-sama 140 kilogram. Karena ukuran yang sangat besar ini akhirnya mereka mulai membenci postur tubuhnya.
Sebelumnya mereka telah berjuang untuk diet, namun Elizabeth akhirnya pasrah dan memutuskan untuk mengambil operasi lambung sebagai jalan satu-satunya. Benar saja, berat badannya turun secara cepat setelah melakukan operasi tersebut.
Melihat anaknya berhasil menurunkan berat badan secara cepat, Julia menjadi begitu kagum dan meminta putrinya merekomendasikan dirinya pada dokter bedah yang sama. Tetapi, ternyata langkah ini salah.
Berbeda dengan apa yang dialami anaknya, Julia justru mengalami komplikasi dan akhirnya meninggal. "Saya merasa hancur. Ibu dan saya bermimpi menjadi kurus dan akan membicarakan hal-hal yang akan kami lakukan bersama saat kami sudah kurus nanti," tutur Elizabeth.
Elizabeth masih tak percaya bahwa cara yang dicoba untuk menurunkan berat badan justru membunuh ibunya. Tak hanya itu, selain menderita karena ditinggal ibunya, Elizabeth juga masih harus berjuang dengan efek samping yang ditimbulkan dari operasi tersebut.
Elizabeth harus hidup hanya dengan enam buah sereal Weetabix sehari dan tidak bisa makan makanan pedas. Dia juga memerlukan vitamin B12 setiap 12 pekan untuk meningkatkan energinya.
Elizabeth pun harus menelan 1.000 tablet obat setiap bulan, serta berjalan dengan tongkat atau menggunakan kursi roda. Selain itu, ia pun harus mengangkat kantung empedunya sebagai dampak dari operasi tersebut.
"Ini adalah kondisi saya yang paling tidak sehat. Dulu saya dapat berjalan 4 mil (6 km) namun sekarang saya tidak dapat berjalan tanpa bantuan," kata Elizabeth.
Kini bahkan kaki Elizabeth mengalami mati rasa dan jari-jarinya mengalami masalah.
Saat ini, Elizabeth tak pernah pergi meninggalkan rumah selain untuk pergi ke dokter atau rumah sakit. Kondisi ini membuatnya sangat bergantung pada sang suami.
"Suami saya melakukan segalanya untuk saya, saya tidak akan mampu tanpa bantuannya," ucapnya.
Elizabeth harus terus berperang dengan mental dan fisiknya. Secara fisik ia mengalami malnutrisi dan secara mental ia terus merasa bersalah akan kematian ibunya.
"Saya merasa bersalah setiap hari sebab ibu saya meninggal akibat melakukan operasi seperti saya. Setiap hari saya berfikir apakah hidup saya akan menjadi seperti ini jika saya tidak melakukan operasi," kata Elizabeth menceritakan penyesalannya.
Sebelum menjalani operasi, kedua wanita ini telah bertahun-tahun berusaha untuk saling membantu menurunkan berat badan. Memang diakui Elizabeth bahwa di Keluarganya sangat suka makan sehingga menyebabkan dia dan ibunya mengalami kelebihan berat badan.
Karena selalu gagal menjalankan diet, Elizabeth pun terpikir untuk melakukan operasi. Awalnya ibunya tertarik dengan ide tersebut namun ia takut menjalaninya.
Untuk melakukan operasi ini pada Agustus 2008 Elizabeth mengunjungi praktisi medis, kemudian ia disarankan melakukan diet susu. Alhasil bobotnya susut 13 kg dalam beberapa pekan, sehingga dokter menyetujui untuk melakukan operasi bypass lambung. Pada Februari 2010 operasi ini dilakukan.
Setelah 48 jam, ia diizinkan kembali ke rumah. Sang suami, Fulvio (45), menjemput Elizabeth dari RS.
"Aku merasa tidak nyaman dan tidak bisa makan banyak tetapi setelah 6 bulan saya kehilangan bobot 38 kg," ungkapnya.
Hasil inilah yang membuat ibunya berdecak kagum dan memutuskan untuk melakukan operasi juga. Sang ibunda akhirnya memutuskan melakukan operasi karena berat badannya yang berlebih membuatnya mengalami diabetes, hipertensi, gangguan tidur, dan asma.
Julia sebelumnya juga telah menjalani operasi lutut, sehingga Elizabeth berpikir operasi lambung ini akan membantu ibunya. "Kami sangat bersemangat untuk memiliki kehidupan baru," kata Elizabeth.
Tetapi ketika sang ibu menunggu masa operasi, masalah mulai terjadi pada Elizabeth. Ia mulai merasa lemah namun terus membesarkan diri bahwa masalah itu adalah proses adaptasi dari tubuhnya saja.
Selanjutnya sang ibu mendapatkan operasinya pada Oktober 2012. Selama operasi, dokter menemukan bahwa hati Julia membesar dan dengan masalah medis lainnya mereka berpikir bahwa gastrektomi lengan akan lebih aman.
Sayangnnya, operasi itu tak seperti apa yang diharapkan. Julia dipulangkan, dan 4 hari kemudian ia memberitahu Elizabeth bahwa dirinya merasa sangat lemah.
Tiga hari setelah itu praktisi medis Julia datang mengunjunginya dan mendapati ia mengalami infeksi. Dalam 24 jam selanjutnya, Julia mulai mengigau. Akhirnya Julia dibawa dengan ambulans ke RS. Keadaan semakin memburuk lantaran dia dalam kondisi tak sadar sejak pukul 22.00 hingga pukul 08.00 keesokan harinya.
Luka Julia rupanya telah menyebabkan infeksi yang mematikan, hingga akhirnya ia meninggal dunia. Alhasil pada tahun itu, Elizabeth melewatkan ulang tahunnya dengan duduk di samping jenazah sang ibunda.
"Ini sangat menyedihkan. Saya tak pernah merasa seperti ini," katanya.
Kasus kematian Julia ini dapat dikatakan sebagai eritonitis atau pembukaan kembali luka pembedahan akibat operasi lengan untuk pengobatan obesitas dan hipertensi sirosis penyakit jantung. Oleh petugas pemeriksa kematian, kematian Julia juga dikategorikan kecelakaan.
Dengan kejadian ini Elizabeth ingin memberikan peringatan bahwa melakukan operasi penurunan berat badan bukanlah pilihan yang mudah. "Orang hanya melihat penurunan berat badan dan tidak melihat efek sampingnya. Ini risiko besar," kata Elizabeth. (detik health)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar